Setelah
membaca berita dari VOA tanggal 02 Februari 2012 yang berjudul Aktivis Lingkungan Surabaya Serukan Batasi
Pemakaian Kantong dan Botol Plastik, saya merasa takut. Apa yang saya
takutkan? Saya takut akan keadaan bumi kita yang makin memburuk, dan tidak terawat.
Tentu saja ini bukan kesalahan satu orang, tetapi melibatkan semua penghuni
bumi ini.
Tentu
kita menyadari bahwa di zaman yang modern ini semua orang ingin serba cepat dan
praktis. Keinginan-keinginan inilah yang membuat penggunaan plastik menjadi
kian popular, contohnya membeli Aqua
botol karena malas membawa botol minum sendiri dari rumah. Kemasan-kemasan
berbagai produk pun menggunakan plastik karena murah, ringan, dan tahan air. Dibalik
kepopuleran plastik yang kita gunakan, ternyata proses produksi dan
pembuangannya menimbulkan berbagai masalah yang sekarang membuat sejumlah aktivis
lingkungan menjadi bingung bagaimana cara mengatasi pertambahan penggunaan plastik
yang semakin membeludak.
Plastik
erat kaitannya dengan masalah dunia kita, yaitu Global Warming. Apa kaitannya? Untuk
membuat plastik, diperlukan bahan mentah seperti minyak bumi. Minyak bumi
sendiri merupakan bahan yang semakin langka karena eksploitasi yang tidak
dibatasi. Dalam proses pembuatan plastik ini dihasilkan gas karbon dioksida
(CO2) yang seringkali disebut sebagai ‘greenhouse
gas’. Menumpuknya gas ini akan membuat bumi kita semakin panas. Tidak heran
seringkali saya harus lebih sering mandi karena kepanasan.
Bahaya
plastik yang lainnya selain menyebabkan Global Warming adalah zat karsinogen
yang terkandung di dalamnya (seperti yang telah dikatakan oleh Prigi Arisandi
di VOA), dan sifatnya yang tidak dapat terurai oleh mikroorganisme pengurai
sampah hingga ratusan tahun. Jika plastik tetap diproduksi terus, otomatis CO2
akan bertambah, manusia juga akan lebih banyak mengkonsumsi produk yang
tercampur dengan senyawa karsinogen, dan tentunya sampah plastic yang tidak
dapat terurai ini akan sangat banyak menimbulkan polusi lingkungan. Bayangkan betapa
kotornya lingkungan kita jika sudah tidak ada lagi tempat untuk menimbun
sampah-sampah plastik tersebut. Plastik yang dibuang di sembarang tempat,
misalnya laut, akan membahayakan ekosistem laut. Ikan-ikan di laut akan sedikit
banyak memakan plastik-plastik itu, manusia yang memakannya juga akan memakan
polutan yang terkandung dalam ikan. Akhirnya, manusia sendiri yang rugi,selain
merusak lingkungan, kesehatan juga akan terganggu.
Sebagai
orang yang peduli lingkungan, apa saja yang dapat kita lakukan untuk membantu
mengurangi jumlah sampah plastik? Kita dapat mensosialisasikan kepada masyarakat
akan pengetahuan dan bahaya global warming dan kaitannya dengan penggunaan plastik
yang berlebihan. Penyosialisasian ini dapat dilakukan dengan cara membuat
poster tentang Global Warming ataupun memuat artikel-artikel tentang banyaknya
sampah plastik di lingkungan kita. Cara yang lain adalah menghimbau masyarakat
untuk membeli botol minum permanen yang berarti menguntungkan pemakai botol
minum karena tidak perlu terlalu sering membeli air minum dari luar dan juga
menghindari efek karsinogen dari kemasan botol plastik. Saran lain untuk
masyarakat untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan membawa keranjang
belanjaan sendiri sehingga penggunaan kantongan plastik dapat dikurangi.
Lalu
bagaimana dengan botol-botol atau sampah plastik lainnya yang sudah terlanjur
dibuang dan menumpuk? Plastik yg masih bisa di daur ulang sebaiknya di daur
ulang saja agar tidak menambah sampah, menghemat pemakaian minyak bumi, dan
menurunkan ongkos produksi. Proses daur ulang ini tentunya wajib dilengkapi
dengan pensterilan maximal agar tidak ada produk baru yg tercemar dengan
digalakkannya program daur ulang plastik.
Usaha-usaha
yang saya sebutkan akan menjadi maximal jika masyarakat telah sadar akan
keadaan bumi kita. Tentunya usaha ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Perbuatan
kita harus memberi contoh untuk orang-orang dekat kita agar membantu mereka
menyadari permasalahan ini. Generasi anak-anak kita dapat terancam jika masalah
ini tidak mendapat perhatian dan tidak ada usaha untuk memperbaikinya.
Peran
setiap orang sangat berharga demi menyelamatkan bumi kita.